![]() |
Credit : Dokumentasi Pribadi Hana Sugiarti |
Teruntuk Monday FlashFiction Prompt # 16 : Kisah Dari Balik Jendela
Baru setahun kami pindah dari Indonesia ke Ruwais UEA Abu Dhabi. Semenjak kepindahan kami di sini, Ayah semakin sibuk dengan urusan pekerjaannya.
"Ayah berangkat dulu ya sayang, jangan nakal. Besok kalau Ayah kembali, akan Ayah belikan boneka unta untukmu," ujar Ayah sambil mengecup kening Gendis anak kami satu-satunya yang baru berumur limatahunan.
Selalu jika Ayah berangkat ke luar Kota, Gendis berada di balik jendela sekedar memandangnya dari kejauhan.
"Ma....Ayah cuma sebentar, khan?"Tanya Gendis.
"Iya sayang tunggu saja" Jawabku menenangkannya.
Gendis kembali berlari ke arah jendela, sekedar melihat keluar rumah dan melihat hamparan gedung berwarna putih dan pohon kurma.
"Ayah! Teriaknya.
"Mana? Hahaha, bukan. Ayah belum pulang sayang. Baru juga dua jam berangkat." Jelasku.
"Ayo, masuk ke kamar?" Pintaku sambil menggendongnya.
Tangannya masih saja menunjuk ke jendela sambil memanggil Ayah berulang kali.
Tiba-tiba hati ini berdebar. Firasatku mengatakan, terjadi sesuatu pada suamiku.
Tok tok tok.
Suara ketuk pintu mengejutkanku. Dua laki-laki berpakain Polisi UEA sedang ada di depanku.
"Selamat siang Bu, suami Ibu tewas dalam kecelakaan tunggal di perbatasan Saudi Arabia." Ujar salah satu Polisi.
Sekejap badanku seperti tak bertulang, duduk dan menatap putriku satu- satunya dengan derai air mata.
"Ayah! Bawa boneka unta," teriak Gendis yang tak mengetahui kalau Ayahnya telah tiada.
Aku hanya bisa menggelengkan kepala sambil memeluknya.
Ya Allah Mba, tragiiis...hm.... Gendis itu Gula ya
ReplyDeleteSalam
Astin
Gendis nama orang mbak....iya sih arti dari gendis itu sendiri : manis
DeleteThank ya telah mampir :)
Heuheu.. Yang ditunggu bapaknya, nggak taunya polisi cuma mengantar nama dan berita :(
ReplyDeletehikkkss... :(
Deleteaduuuh mba...jadi inget janji sama anak yg belom dipenuhi :(
ReplyDeleteNah lho..yah udah sana ....buruan di beliin :) Thank ya mas
Deletetulisan ini mengingatkan, janji pada anakku.
ReplyDeleteHikkss... kok begini yah... Maaf mak... aku gak bermaksud :(
DeleteSedih...
ReplyDelete