Saturday 25 January 2014

"25 Januari"

Credit


Prita  dengan segala gundahnya.  Sepekan lamanya waktunya dihabiskan di dalam kamar.  Entah berapa kali Prita  mondar mandir di dalam kamar.  Berdiri lalu berjalan, sesekali menoleh ke arah cermin. Kepalanya menggeleng kemudian berlari ke tempat tidurnya. Dia hempaskan tubuhnya , di pukul-pukul perutnya. Kembali berdiri lalu bercermin dan  begitu seterusnya dia lakukan  berulang kali. 

“Prit!” seseorang memanggil namanya sambil menggedor pintu kamarnya. 

Prita menggeleng.

“Tidak! Siapapun kamu, aku tak akan keluar kamar, ” teriaknya di dalam kamar.

“Ok. Aku taruh disini. Pasti kamu akan suka. Jangan lupa di coba dahulu, ya, ” ujar Alvin di luar kamar.

Perlahan Prita berdiri dan melangkahkan kakinya ke luar  kamar. Pintu di buka perlahan. 

Pandangannya mengarah sebuah kotak  yang di bungkus kertas berwarna coklat.

Prita berjongkok, di pungut kotak itu kemudian dia bawa ke dalam kamarnya.

Seketika dia buka secara perlahan.      
                            
“Hah! Ini yang aku cari.” Gumamnya .

Seketika wajahnya sumringah.  Prita berlari ke arah kaca rias sambil  berkacak pingggang memandang perutnya dengan takjub. 

Besok, 25 Januari  adalah hari  terakhirnya mengakiri masa lajangnya.  Sebuah korset  berwarna krem membuatnya  terharu setelah semingguan dia  cari untuk mengempeskan lemak di dalam perutnya supaya kebaya yang ia pakai nanti terlihat sempurna di pakainya.