Tuesday 21 May 2013

Manusia Serigala

Gambar dari Google.co.id
Teruntuk Lampu Bohlam # 12 - Anomali


Saat sekelompok orang mengejeknya.
Menistanya.
Amarahnya langsung memuncak.
Secepat mungkin dia lalu berlari.
Menerobos malam.
Naik ke atas bukit.
Memekikkan suaranya.
Mengaum....
Tiba-tiba tubuhnya berubah.
Tumbuh bulu disana sini.
Mengaum kembali.
Terus mengaum.
Masyarakat takut jika mendengarnya.
Akhirnya warga kampung itu sepi ditinggalkan penghuninya.
Tinggallah dia sendiri.
Dan sesaat dia akan kembali ke atas bukit sekedar berteriak.



Monday 20 May 2013

Bunga Terakhir

Gambar dari Google.co.id


"Sari, malam ini akan  ada tamu di rumah kita" ujar Ibu Sari.

"Iya..Ma" jawab Sari enggan beranjak dari meja hias kamarnya.

"Berulang kali jarinya memainkan hape ditangannya, berulang kali dia menghela nafas.

Matanya berusaha mencari sesuatu di balik laci meja hias. Di buka, kembali ditutupnya perlahan. Dia menemukan sesuatu.

"Sar..! seseorang mengagetkan lamunan Sari. Sari menengok ke belakang. Di sana sosok lelaki yang pernah ia kenal jauh sebelumnya.

"Sonny! saut Sari sambil memeluk erat tubuh Sonny.

Kemudian Sari melepaskan pelukan Sonny, lalu bertanya.

"Kenapa kamu ada di sini?".

"Aku di telepon ayahmu. Aku di suruh menyambut tamu yang akan hadir di rumah ini".

"Tapi..?"

"Tapi, apa?

"Sonny, maafkan aku"

"Aku ikhlas! Dan ini untukmu. Bunga mawar merah kesukaanmu. Ini persembahan terakhirku. Kamu akan di hatiku selamanya". ujar Sonny seraya mencium kening sari lalu memeluknya.


Sambil berlalu Sonny pamit kepada orang tua Sari yang sejak tadi menyaksikan mereka berdua.

Sejak perjodohan itu, hubungan Sonny dan Sari kandas. Orang tua Sari menghendaki pria mapan bersanding, bukan Sonny yang hanya seorang Office Boy di kantor Ayahnya Sari.






Pecel Lik Sudar

Credit Dok Pribadi : RinRin Indrianie

 Teruntuk Monday FlashFiction Prompt # 13 : Bapak Pemilik Warung.

"Jon, aku tunggu di pintu gerbang yah?" Tono mengakhiri pembicaraan di handphonenya. Sejenak matanya menjelajah tiap sudut gedung di depannya. Masa itu membuat dirinya dan sahabatnya Jono, kangen pecelnya Lik Sudar.

"Tono!" Suara Jono membuyarkan lamunannya.

Tanpa banyak kata mereka langsung menuju pada sebuah sudut sekolahan, tempat favorit mereka saat masih memakai celana biru pendek.

Setibanya di sana, sosok laki-laki tua sudah beruban berdiri di depan mereka duduk.

"Lik Su!" sapa Tono pada laki-laki tua tadi.

"Hey, kamu  Ton, lama gak main. Lihat dirimu yang sekarang, celana jeans dengan hape dipinggang. Dandananmu sekarang klimis" jawab laki-laki tua itu  sambil menepuk punggung Tono.

"Masih inget dia ya, lik!" tanya Jono ke Lik Sudar.

"Masih. Siapa yang gak inget sama Tono? Dia langgananku dulu. Liat nih masih aku simpan kenangan bersama Tono," tampak laki-laki tua itu mengambil sesuatu di laci uangnya.

Hati Tono tiba-tiba berdegup kencang.

"Mudah-mudahan dia sudah lupa," gumamnya.

"Limolas tahun aku nyimpen iki, le. Eh ndilalah kowe mrene. Kebeneran!" ujar laki-laki tua itu sambil menyodorkan buku kecil.

Mata Tono dan Jono terbelalak dengan buku kecil itu. Buku yang berisi bon utang Tono ke Lek Sudar,  semasa dia masih duduk di bangku SMP.


Keterangan:
 Lek  artinya Paman
 Limolas tahun aku nyimpen iki, le. Eh ndilalah kowe mrene. Kebeneran! artinya Lima belas tahun aku menyimpan ini mas. Eh gak disangka-sangka kamu main kesini. Kebetulan!


Tulisan sudah di edit seperti yang di sini 










G-String Merah [Remake]

 
Credit

Minggu pagi, Dion sengaja  menemui Randy di apartemennya  kawasan Sudirman. Hape yang digenggamannya,  tak lepas dari tarian jarinya dan pantuan matanya. Memastikan Randy di apartemen, Dion menelpon Randy.

"Gue sudah nyampe apartemen. Lue dimana?"

Oh ok. Elu langsung masuk kamar aja dulu ya. Gw masih mandi nih


Mehhh... Dion nyengir. Jaman sekarang. Mandi, hape juga dibawa. Watsapan sambil mandi. Dion terkekeh sendiri. Dia menuju kamar nomor dua di deretan kanan. Dibukanya pintu yang memang tak pernah terkunci, lalu masuk.

Kamar itu tak terlalu luas. Dipenuhi dengan barang-barang praktis. Dion menggelesot di lantai bersandarkan tempat tidur. Tapi tiba-tiba matanya tertarik pada sesuatu yang berwarna merah yang sedikit menyembul keluar dari bawah bantal. Penasaran, karena hampir tak ada baju setahu Dion yang berwarna merah di kamar ini, ditariknya benda berwarna merah itu.

Dion terkesiap. G-String? G-String warna merah?


Sejenak pikirannya menagkap sosok Lastri pacarnya Randy.

"Ah.... sejauh itu!" gumam Dion.

"Hey..Elu sudah dateng, Dion?" sapa Randi keluar dari kamar mandi.

Dion kaget langsung menyodorkan G-string warna merah pada Randy.

"Ini punya siapa? Lastri?" tanya Dion.

Dahi Randy langsung mengernyit. Matanya tertuju pada g-string warna merah itu.  Randy langsung mengambilnya sambil menggelengkan kepala. Sejenak diam. Lalu senyum.

"Oh ini milik Desy adikku, kemarin dia nginep disini. Sepertinya tertinggal".

"Desy? Sejak kapan kamu punya adik bernama Desy?"

"Oh oh .. itu..eh.... eh ayo kita berangkat. Pertandingan Futsalnya sepertinya akan segera di mulai. Di lantai atas tuh." jawab Randy gelagapan sambil berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Hayo, Randy. Gue dari tadi mau nonton sejak awal" ujar Dion.

Kemudian mereka keluar kamar menuju lantai atas apartemen. Hati Randy sedikit lega.

"Itu G-string milik Dara, teman kencanku semalam" gumamnya sambil menghela nafas.




Sunday 19 May 2013

Menagih Janji





Gambar dari Google.co.id



"Jon, aku akan menemuimu kembali" Ujar Emi.

"Iya sayang,  aku akan menunggumu" jawab Joni sambil mengecup kening Emi lalu memeluknya.

Hubungan Joni dan Emi sebagai sepasang kekasih sudah dua tahun berjalan, sejak mereka masih di bangku SMA. Joni berjanji akan menikahi Emi setelah kepulangannya jadi TKW di Singapura.


Lima tahun berlalu


Mata Emi mulai menyelusuri sebuah diary berwarna merah jambu. Di buka dan dibaca. Kenangan bersama Joni mengajak kedua kakinya untuk beranjak dari semua lamunannya. Menuju ke rumah Joni.

"Assalamu'alaikum" salam Emi mengetuk rumah Joni.

"Wa'alaikumsalam" suara wanita menyaut dan muncul dihadapan Emi sambil menggendong bayi.

"Dinda...?!" sapa ke sahabatnya waktu masih di bangku SMA.

"Emi!" jerit Dinda.

"Oh ya, ini anakku dan Joni. Kami sudah menikah dua tahun yang lalu.

Seperti petir di siang hari, hati Emi hancur saat itu juga. Emi berbalik arah sambil berderai air mata.






Thursday 16 May 2013

[Quiz Monday FlashFiction Prompt # 3] Jalan Bercabang

credit




"Mau di buang kemana benda ini?" tanya Joni kepada Emi.

"Terserah...." jawab Emi singkat.

Mobil itu melaju kencang di tol, hingga menemukan pada sebuah jalan yang menunjukkan  arah Kapuk ke kiri  dan Pluit ke kanan.

"Kapuk!"perintah Emi sambil melirik Joni dengan kebingungannya menentukan arah.

Pandangan Emi menjelajah disekeliling jalan tol, melihat kesamping dan sedikit membuka kaca jendela mobil. Anginpun menyibak rambutnya dan menerpa wajahnya yang pucat. Matanya tertahan pada sebuah hape yang berbunyi, Ayah memanggil.


"Acara akan segera di mulai."

"Iya Ayah, tapi........"  tiba-tiba  terputus.

Emi dengan segala gundahnya, berusaha berbicara pada kekasihnya Joni.

"Jon, kita balik arah saja. Keluargaku sudah menunggu."

"Tapi."

"Tapi,  kenapa?"

"Ini bagaimana?" Joni menunjukkan bungkusan plastik berwarna hitam kepada Emi.

Kemudian Emi mengambil bungkusan itu dan menyuruhnya minggir dari tol, lalu membuangnya.

"Jon, kamu akan tetap di hatiku walau tubuh ini akan dimiliki orang lain" bicara Emi ke Joni penuh harap.

Joni lalu memeluk Emi sambil melumat bibirnya.

"Sudah, waktuku sedikit. Kepingan vcd video mesum kita sudah aku buang, kita aman" ujar Emi.

"Aku akan ada waktu untukmu, kapanpun! " bibir Joni mendarat ke kening Emi.

Mereka malanjutkan perjalanan dan membalikkan arah ke Bogor tempat Emi tinggal.


Yuk, ikutan QUIZ MONDAY FLASHFICTION #3 - On The Street"














Friday 10 May 2013

Rapid Fire Quetion


PEER............. huahuaaaa.......
Waduh, aku teriak-teriak ahh dari sini dikasih Peer sama mbak Helda, oke aku  siap tidak siap aku kejain dengan senang hati dan  riang gembira yah  :)............Dikasih pertanyaaan "Are you ready?".......Yes Iam Ready heheheh.


1. Nambah atau ngurangin buku? 

    Nambahlah apalagi dapat gretongan alias gratisan seperti hadiah-hadiah.  

2. Pinjam atau beli buku?    
                                                                                                             
    Aku rasa lebih baik beli daripada pinjam.

3. Baca buku atau nonton Film?     
                                                                                                     
    Kalau aku lebih suka nonton film dari pada baca, karena baca menurutku bikin ngantuk.

4. Beli buku online atau offline? 

    Offline aja sekalian jalan-jalan :) 

5. Buku bajakan atau ori?      
                                                                                                               
    Ori lah mak masak bajakan , gengsi lah dengan yang bajakan

6. Gratisan atau diskonan?    
                                                                                                               
    Ya saya sependapat dengan mbak hilda kalau ada gratisan kenapa nyari yang diskonan* kabooorr juga
     ahhhh hahahahha

7. Beli pre- order atau menanti dengan sabar? 

    Mbak hilda lagi-lagi sama pisces bintangnya denganku.  Menanti dengan sabar juga .....:) 

8. Buku asing ( terjemahan) atau lokal?   
                                                                                       
     Lokal.

9. Pembatas buku penting atau biasa saja?     
                                                                                   
    Penting bagiku karena aku kalau lagi baca banyak disambi masak, anter anak sekolah dan sebagainya.

10. Bookmarks atau bungkus chiki?      

      Chiki?suka sih kalau lagi baca tangan iseng ambil chiki ke mulut mata ke buku . hehehehe makanya
      sekarang aku ndut. tapi gak suka bungkusnya hiks :(



Pertanyaan tambahan :

  1. Nulis fiksi atau nonfiksi?                                                                                                             Aku suka dua-duanya.
  2. Buat nemenin nulis : minuman atau cemilan?                                                                         Gak ada , kalau laper aja makan kalau haus yah minum...heheheh
  3. Nulis di laptop atau gadget lain?                                                                                                Laptop kadang PC, gadget belum pernah karena belum bisa beli wkwkwk *ngaku
  4. Nulis siang atau malam?                                                                                                                 sesempatnya, kadang malam kadang siang. kebanyakan malam heee :)
  5. Aku cantik atau enggak?                                                                                                              Kata suami aku cantik lho...tau kata orang, cuma pernah denger melalui bisik-bisik tetangga kalau aku ini gak begitu cantik, tapi beruntung dapet suami ganteng. hahahahah :) peace ahh dengan jawabanku untuk yang satu ini.
Pertanyaan tambahan dari mbak Hilda :

  1. Nulis buku atau ngeblog?                                                                                                                karena saya pemula taunya ngeblog, itu aja cuma culcolan belaka yang menurutku gak penting deh...hua-huaa...nangis aku kalau di tanya tentang ini. :) karena aku belum ada apa-apanya baru belajar ngeblog, liat aja tulisanku banyak EYD yang masih acak-acakkan.
  2. Karya FF yang pernah di buat,  kebanyakan pengalaman pribadi atau orang lain?                  Tak kasih bocoran ya mbak, sebenarnya karya FF ku disana itu pengalaman pribadi saya yang saya fiksikan..hahaha ketauan dehh ..
  3. Baca buku atau BW?                                                                                                                    Seru BW :)
  4. Buku-buku terbitan Harlequin atau buku karangan JK Rowling?                                         Terus terang mbak dua-duanya belum pernah aku temui apalagi aku baca, masih awan aku tentang yang ini ...heheheh maklum mbak 
  5. Terdampar dilaut atau terdampar dihutan? Aku gak mau pilih dua-duanya mbak. Kalau dilaut saya gak bisa berenang , kalau di hutan huaa..huat takut ahh sama binatang buas...kabuurr ahhh dengan pertanyaan ini juga.
 Dan akhirnya PeeR saya saya hibahkan kepada.......cuitt-cuittttt panggil sahabat deketku aja ahh :

  1. Octaviani Nur Hasanah 
  2. Matris londa
  3. Nathalia Diana Pitaloka
  4. Yusrizal Ihya
  5. Kaka Akin
Pertanyaan tambahan dariku :

  1. Sarapan roti atau nasi?
  2. Buku tentang cinta atau kriminal?
  3. Pilih naik bus atau delman?
  4. Pilih teman  bawel atau pendiam?
  5. Kopdaran atau online?

Oke..pertanyaanku gampang khan, kalau gak ngerjain juga gak apa2 kok aku gak nanyain cuma ngingetin aja heheh :) 
Dan yang udah dikasih peer sama temen lain gak usah kerjain dehh aku juga baik kok orangnya...haiyahhh sok baik gitu.. :)

Ojo lali yang udah ngerjain PeeRnya taruh di link komentar  yah... salam persahabatan mucchhh ....
         

Simbah "I Love You"

Simbah dan buyutnya

Teruntuk Lampu Bohlam : # 11 - Tua

Putri kedua saya yang bernama Ayu  ini sangat senang akan  kehadiran simbah di rumah kami beberapa bulan yang lalu. Putri keduaku yang beranjak hampir enam tahun ini selalu mengelus wajah simbah dan selalu bertanya sebagai bentuk keingintahuannya pada simbah buyutnya.

"Mbahyut? kok mukanya begini?" sambil terus dielus muka simbah dan terus bertanya.

"Wis tuo" jawab simbah sambil tersenyum.

"Lihat tangan simbah, kok dielus-elus  gak balik lagi? tanyanya polos.

Simbah buyut hanya bisa senyum dan ingin memeluk putri keduaku ini. Putriku ini selalu mencium dan terus mendekati sambil memperhatikan wajah simbah buyutnya. Putri keduaku ini juga gak tega saat simbah berjalan yang tidak tegap lagi, membuat semua kelihatan kerepotan saat mengambil gelas atau piring. Putriku ini yang sering membantunya. Aku jadi berpikir mungkin jika Tuhan masih memberi umur panjang mungkin aku akan seperti itu, seperti simbah. Tua, keriput dan berjalanpun terasa susah karena badan tak tegap lagi.  

Wednesday 8 May 2013

Konde Masalalu [ Remake ]


credit



Kotak ini  akan aku kubur jauh-jauh dari kehidupannya.

"Kotak masalalu sudah, tapi masih ada yang kurang, apa ya?" gumamku.


Aku terkejut saat aku secara tak sengaja menyenggol sesuatu yang besar dan menyembul. 

Astaga! Konde? Tapi, siapa yang pakai konde di rumah ini?




"Ahh..ini konde tidak penting" aku bergegas meninggalkan rumah. Menutup pintu kemudian menguncinya.

"Shinta" seseorang memanggilku.Sosok wanita dengan rambut sebahu dan berwajah pucat.

"Mbak Rini!" aku memeluknya. Kulihat  ada dua orang perawat sedang menunggu.


"Mbak Shinta, tolong kawannya diajak masuk. Masih ingat apa kata Dokter Baskoro?"bisik salah satu perawat tadi.

 

Aku hanya mengangguk, kemudian menuntun mbak Rini masuk ke rumah.



"Mbak, masih ingat rumah ini?"

"Masih, yang  aku ingat cuma kamarku, tapi aku lupa sebelah mana?"

"Oh ya, dekat dapur itu, bukan?"

"Oke aku kesana ya"

"Baik, silahkan!"

Aku berbalik kemudian meninggalkan mbak Rini sendiri memasuki kamar itu.



Brakkkkkkkkkkk..........



Kulihat kamar berantakan dan kaca hiasnya pecah.


".........Neng Stasiun Balapan.... kuto Solo seng dadi kenangan...kowe karo aku......hahahahhaha.." mbak Rini bernyanyi gak karuan sambil memeluk konde.

 
"Mbak,  katanya semua sudah disembunyikan, kenapa masih ada benda yang masih mengingatkan kejadian itu?" tegur salah satu perawat tadi.

 
Aku  panik seketika. Aku bingung, sejak awal tak bertanya benda apa yang mungkin akan mengingatkan masalalu kelam  yang mengakibatkan Mbak Rini menjadi stres. Berusaha menenangkan dan membujuk.

"Mbak Rini?"

"Apa? Kamu siapa? Aku gak kenal...hahahahaa"

"Mbak Rini, aku Shinta sahabatmu"

"Pergi! Kau yang merebut mas Didi ya, jangan pura-pura kamu....hahahha"



Aku hanya bisa menggelengkan kepala. 



Konde, kenapa konde tadi aku abaikan?Coba aku sembunyikan, pasti gak seperti ini kejadiannya.


Mbak Rini dalam kekacauannya. Tertawa, menangis kadang bernyanyi sambil menari melenggak-lenggokkan badannya diatas tempat tidur yang sudah berantakan. 


".......cintaku sekonyong-konyong koder...karo kowe cah bagus  jenenge mas Didi...mas Didi...kemana kamu sekarang ...hahaaa... " 


Kemudian aku ambil lagi kotak tadi dan membukanya kembali. Disana ada kebaya, selendang dan sebuah kotak makeup. 



Oh ya aku lupa konde itu. 



Konde itu ternyata mengingatkan  mbak Rini akan profesinya sebagai "ledek". Pertemuannya sama mas Didi saat tayub di gelar sebuah dusun daerah Grobogan, membuat mbak Rini menjadi kecewa. Mbak Rini dicampakkan kemudian ditinggalkan begitu saja. 


Kedua perawat tadi mengahampiriku dan berbicara,  

 
"Mbak Shinta, terpaksa sahabatnya aku bawa kembali untuk memulihkan gangguan jiwanya"


Aku hanya diam dan tak bisa berkata apa-apa. Mbak Rini meronta-ronta dan masih menggengam konde tadi kemudian  dimasukkan kembali dalam mobil ambulan yang membawanya kembali ke Rumah Sakit Jiwa. 


Keterangan 
"Ledek" adalah  penari kesenian Tayub.
Tayub adalah sebuah seni tari peninggalan nenek moyang masa lampau yang masih exist hingga sekarang, dan seni tayub Grobogan adalah salah satu seni tayub  yang digemari masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sumber artikel disini

Jangan Biarkan Macet Menjadi Masalah Terlambatmu

Jalan Tol Jagorawi dalam Kemacetan

Teruntuk Lampu Bohlam: #10- Terlambat

Ibukota Jakarta, adalah sebuah kota yang terkenal akan macetnya. Jika kita tak bisa menyiasati waktu maka semuanya akan terlambat gara-gara hal seperti ini.Sore itu keluarga kami hendak ke Bogor melalui jalan Tol jagorawi. Yah seperti ini suasana tol, macet. Setau saya jalan tol itu lancar, kenyatannya tidak demikian. Hari-hari tanpa macet itulah keluhku setiap akan bepergian hari-hari jam keberangkatan orang kerja atau sebaliknya. Terlambat yang pasti sering terjadi sebagian warga yang tidak tau akan keadaan jalan di Ibukota. Jadi persiapkan diri akan waktu kira-kira jam perjalanan, agar tidak terjebak macet hingga terlambat.

Monday 6 May 2013

Konde Masalalu

credit

Untuk Monday Flash Fiction Prompt # 12 : Konde


Entah kenapa pikiranku mengarah pada kamarnya mbak Rini. Setelah masuk aku perhatikan dari sudut kesudut hingga akhirnya mataku tertuju pada sebuah kotak ukuran sedang. Aku buka perlahan kemudian aku tutup kembali.

"Kotak ini yang akan aku kubur jauh-jauh dari kehidupannya"

Sambil merapikan pakaian yang  berantakan di kamar itu, ada hal yang masih mendera pikiranku "Kotak masalalu sudah tapi masih ada yang kurang, apa yah?"


Aku terkejut saat aku secara tak sengaja menyenggol sesuatu yang besar dan menyembul. 

Astaga! Konde? Tapi, siapa yang pakai konde di rumah ini?



"Ahh..ini konde tidak penting" aku bergegas meninggalkan rumah. Menutup pintu kemudian menguncinya.

"Shinta" ada seseorang memanggil namaku dan menepuk pundakku. Aku menoleh, disana sosok wanita dengan rambut sebahu berwajah pucat.

"Mbak Rini....." aku memeluknya. Kulihat disana ada dua orang perawat sedang menunggu.

Kedua perawat itu berusaha mendekatiku dan berbisik "Mbak Shinta, tolong kawannya diajak masuk. Mbak masih Ingat apa kata Dokter Baskoro?".

Aku hanya mengangguk, kemudian menggapai tangan mbak Rini dan menuntunnya ke dalam rumah.

"Mbak masih ingat rumah ini?"

"Masih, yang  aku ingat cuma kamarku, tapi aku lupa sebelah mana yah"

"Oh yah dekat dapur itu, bukan?"

"Oke aku kesana yah"

"Baik, silahkan!"

Aku berbalik kemudian meninggalkan Mbak Rini sendiri memasuki kamar itu.


Brakkkkkkkkkkk..........

Aku berlari menuju kamar dan  melihat mbak Rini  membuang semua yang ada di kamar itu. Kamar berantakan dan kaca hiasnya pecah.

 ".........Neng Stasiun Balapan.... kuto Solo seng dadi kenangan...kowe karo aku......hahahahhaha.." mbak Rini bernyanyi gak karuan sambil memeluk konde tadi.

"Mbak,  katanya semua sudah mbak sembunyikan, kenapa masih ada benda yang masih mengingatkan kejadian itu mbak?" tegur salah satu perawat tadi.

Aku  panik seketika. Aku bingung, sejak awal tak bertanya benda apa yang mungkin akan mengingatkan masalalu kelam  yang mengakibatkan Mbak Rini menjadi stres.

"Mbak Rini?"

"Apa kamu, kamu siapa aku gak kenal...hahahahaa"

"Mbak Rini, ini aku Shinta sahabatmu. Tadi mbak tau namaku kenapa sekarang berubah"

"Pergi ! Kau yang merebut mas Didi yah...jangan pura-pura kamu....hahahha"


Aku hanya bisa menggelengkan kepala. 


"Konde, kenapa konde tadi aku abaikan yah...coba aku sembunyikan, pasti gak seperti ini kejadiannya"

Mbak Rini dalam kekacauannya. Tertawa , menangis kadang bernyanyi sambil menari melenggak-lenggokkan badannya diatas tempat tidur yang sudah berantakan.

".......cintaku sekonyong-konyong koder...karo kowe cah bagus  jenenge mas Didi...mas Didi...kemana kamu sekarang ...hahaaa... " 

Kemudian aku ambil lagi kotak tadi dan membukanya kembali. Disana ada kebaya, selendang dan sebuah kotak makeup. 

"Oh ya aku lupa konde itu .........." 

Konde itu ternyata mengingatkan  mbak Rini dengan profesinya sebagai "ledek". Pertemuannya sama mas Didi saat tayub di gelar sebuah dusun   daerah Grobogan, membuat mbak Rini menjadi kecewa. Mbak Rini dicampakkan kemudian ditinggalkan begitu saja. 

Kedua perawat tadi mengahampiriku. 


"Mbak Shinta......terpaksa sahabatnya aku bawa kembali untuk memulihkan gangguan jiwanya"


Aku hanya diam dan tak bisa berkata apa-apa. Mbak Rini meronta-ronta dan masih menggengam konde tadi kemudian  dimasukkan kembali dalam mobil ambulan yang membawanya kembali ke Rumah Sakit Jiwa. 




Keterangan 
"Ledek" adalah  penari kesenian Tayub.
Tayub adalah sebuah seni tari peninggalan nenek moyang masa lampau yang masih exist hingga sekarang, dan seni tayub Grobogan adalah salah satu seni tayub  yang digemari masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.





 


Wednesday 1 May 2013

Halusinasi


credit: dokumentasi pribadi Latree Manohara
 Untuk Monday Flash Fiction Prompt # 11 : Nota



"Ma....aku pergi dulu yah" sambil mencium kening ibunya Andi bergegas pergi.

Ibu Andi yang sejak tadi memperhatikan, masih penuh harap semoga Andi bisa melupakan kisahnya bersama Shinta. Hari-hari Andi di penuhi wajah Shinta. Dinding kamarnya masih ada foto gadis itu.
Sedikit rasa tidak suka jika ibu Andi memandang foto Shinta terpampang di kamarnya. "Kenapa Andi begitu tergila-gila sama gadis itu" wajah sinis ibu Andi terlihat jelas sekali  dan ingin sekali  membuang semua foto itu. 

"Bu"

"Ya" ibu Andi kaget saat Andi tiba-tiba berada di dalam kamar.

"Aku lupa bawa ini" sambil mengambil mawar yang tergelatakdi atas meja ruangan kamarnya.

Andi memandang ibunya yang sedang  memperhatikan foto Shinta yang terpampang di dindingnya "Shinta cantikkan bu? Aku akan menemuinya untuk yang kesekian kalinya. Oh ya aku pamit lagi selanjutnya sore aku akan segera ke rumah Shinta".

Ibu Andi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Diam dan tak bisa berkata apa-apa.


*Sesampainya di cafe*


"Mbak...biasa ya" sambil memberi kode pada pelayan cafe. Pelayan itu sepertinya tau kebiasaan pelanggannya seperti Andi.

"Ini mas pesanannya. Seperti biasa dua gelas jus advokad tanpa susu"

"Terima kasih ya mbak" kembali Andi melihat kedepan kedua gelas jus avokad.

"kamu suka ini Shin......jus avokad tanpa susu . Oh ya aku hari ini bawa sesuatu untukmu".

"Taratang" mengambil sesuatu di balik punggungnya, seolah ingin memberikan kejutan pada sang kekasihnya.

"Bunga mawar merah kesukaanmu. Ehemmm aku tau hari ini kamu sedang sedih yah...oke aku akan dengar deh ceritamu.Cerita tentang senja, tentang anak-anak kecil yang bermain di sungai itu, atau  tentang langit hitam yang sering kamu ceritakan hingga kau ketakutan tidur sendiri dikamarmu...iya deh aku dengerin. Tapi ingat ya aku mau hari ini kamu kasih senyummu yang terindah buatku" Andi dengan bicaranya sendiri.

"Maaf mas ini notanya, tadi tertinggal di meja kasir. Seperti biasa, mas akan memintanya sekedar untuk kenang-kenangan" pelayan menyerahkan nota ke meja Andi.

"Iya mbak maaf aku tadi lupa mengambilnya. Mbak sini coba lihat didepan saya, cantikkan tunanganku. mbak mau duduk ikut denger ceritanya?" sambil menarik tangan pelayan untuk duduk disampingnya.

"Maaf mas, masih banyak pengunjung yang harus saya layanin" sambil bergegas berbalik dari meja Andi.

Pelayan tadi sengaja menghindar dan berbisik pada salah satu pengunjung di cafe dan mereka sedikit mengerti dan memakluminnya.

Kring-kring

Ada sms masuk di hape Andi.

"Segera ke rumah Shinta,  disana keluarganya  sedang menunggumu!" dari Ibu.

"Shin....yuk kita pulang bareng. Ayah sama Ibumu  sedang menunggu kita. Jangan  lupa kasih senyum manis sama meraka ya, dan ceritakan sama mereka kalau kamu senang  bertemu denganku" masih dengan bicaranya sendiri.


*Setibanya di rumah Shinta*

"Bu..ini Shinta aku kembalikan kerumah setelah temanin aku sekedar minum jus di cafe . Dia senang bertemu denganku. Besok aku akan melamarnya" Ibu Shinta yang sejak tadi menunggu Andi langsung memeluknya sambil menangis.

"Sudahlah nak. Shinta dah tenang di alamnya...carilah wanita lain selain Shinta"

"Ibu......Shinta tak akan tergantikan oleh siapapun. Hatiku hanya ada Shinta. Shinta adalah cinta terakhirku bu."

"Oke sebelum ke makam kita mau mengadakan selamatan 3 tahun Shinta terlebih dahulu".

"Iya bu....ini aku bawakan bunga untuknya" sambil menunjukkan bunga mawar merah pada Ibu Shinta.


Semenjak kecelakaan itu keluarga maupun Andi sendiri tidak percaya atas apa yang telah menimpa Shinta sore itu 3 tahun yang lalu. Terakhir pertemuannya di cafe itu mengingatkan Andi terus menerus hingga  tahun ke -3 sepeninggalannya. Pertemuan terakhir Andi sama Shinta di Bento Coffe Stasiun Gambir.






'