Friday 26 April 2013

Lampu Bohlam : # 9 - Perempuan Itu Berkisah Tentang Dunia Mayanya

Perempuan itu yang tiga bulan lalu kamu kenal. Kenal lewat dunia maya. Perempuan itu bertemu pada seorang laki-laki pada  sebuah grup. Grup  Alumni putih biru. Mereka  saling menyapa,  saling add dan  saling berkisah. Laki-laki  itu  akhirnya berkisah pada perempuan itu tentang seorang perempuan pula tentang keluarganya tentang pekerjaaannya.Perkenalan dilanjutkan pada sebuah chatingan.

Saat chatingan, laki-laki itu  curhat tentah kisahnya, kisah tentang mantan pacarnya, kisah mendapatkan restu orang tua untuk mendapatkan istri hingga kisahnya  tentang kecelakaan tragis yang merenggut nyawa seseorang. Akhirnya Perempuan itu  balik berkisah tentang laki-laki, tentang keluarganya, tentang anak-anaknya, tentang semua yang pernah terjadi baik hubungannya  pada suami dan awal  menjadi sebuah keluarga. Perempuan dan laki-laki itu saling berkisah di dunia maya.

Saat chatingan perempuan itu  mengungkapkan kekagumannya pada laki-laki itu tentang  semua keberhasilannya dan laki-laki itu  merasa tersanjung. Ujung-ujungnya percakapan itu  ada kata "sayang " yang terlontar pada perempuan itu dan laki-laki itu  menanggapi  dengan kata "sayang" juga.

Seminggu sudah perempuan dan laki-laki itu berkisah, laki-laki itu menelpon perempuan itu bahwa kata "sayang" nya menimbulkan masalah di rumah tangganya dan menginginkan perempuan itu untuk menjelaskan semua, tetapi perempuan itu marah dan langsung memblokir semua pertemanan di facebook. Laki-laki itu marah juga kenapa ada pemblokiran di facebook kalau demikian berarti pertemanan di anggap laki-laki itu sudah  berakhir dan menganggap bahwa tak pernah bertemu atau berteman seperti sebelumnya.

Perempuan itu akhirnya sedih dan merasa menyesal kenapa harus marah dan memblokirnya, karena saat itu yang dia pikirkan hanya sebuah kesalahpahaman. Perempuan itu menulis semua kegundahannya di beranda facebook maupun di tulisan blognya sekedar curhat, tapi ditanggapi laki-laki itu menyebar aib. Perempuan tadi akhirnya sadar bahwa perbuatannya menimbulkan fitnah. Akhirnya perempuan  itu  meminta maaf kepada laki-laki itu tapi tak selalu "maaf" jadi solusinya. Balasannya,  laki-laki itu menyesal telah mengenalnya dan akan tetap menyesal hingga seumur hidupnya.

Akhirnya perempuan itu berkisah dan terus berkisah sendiri tanpa ada yang menanggapi. Teman-temannya sekarang menjauhinya dan mencomoohnya bahkan mulai menghindar. Perempuan itu sekarang sedang membangun dirinya dengan segala upaya. Perempuan itu bangkit dari semua yang pernah menimpanya di dunia maya. Perempuan itupun tidak kapok menjalin hubungan pertemanan yang seluas-luasnya. Akhirnya perempuan itu mempunyai banyak teman. Mempunyai semangat kembali untuk terus memperbaiki pergaulan. Perempuan itu sekarang bersinar, walau dalam benaknya masih teringat akan sebuah pengalaman pertemuan di dunia mayanya yang berakhir kecewa. Sekarang perempuan itu mengubah ceritanya menjadi pertemuan di dunia maya yang menyenangkan.


Thursday 11 April 2013

Prompt # 9 : Parfum

credit

Cinta tak lepas dari takdir Tuhan.

Besok adalah hari bahagia Toni bersama pasangannya yang selama ini ia idam-idamkan. Susi, namanya baru dikenalnya 3 bulan yang lalu. Pertemuan mereka berkat sohib Toni yang memperkenalkannya. Pertemuan  singkatnya dengan Susi, membuat Toni segera mengakhiri masa lajangnya.Toni akan menikah dengan Susi.
"Susi, hanya kaulah yang selama ini mas idam-idamkan"
"Ah...masa sih mas. Setau saya, saya ini gak ada yang istimewa. Liat saja penampilanku, tak seperti orang Kota pada umumnya. Agak kuper dan kurang modis. Mau ikut denganmu setelah menikah, apakah itu alasanmu mau menikahiku?"
"Bukan  itu, karna cinta" seraya mencium kening Susi.
Memandang sosok yang sedang berlalu dihadapannya, membuat Toni penuh cemas. Kemudian ditarik kembali tangan Susi. Dan Susipun hanya tersenyum sambil mencium tangan calon suaminya itu sambil berucap salam.
"Sebentar"
"Apalagi mas?"
"Ini"
"Parfum?"
"Yah"

"Wangi Melati?"
"Untuk malam pertama kita, aku mau kamu memakainya saat itu."
Susipun hanya tersenyum dan diraihnya parfum pemberian Toni. Merekapun berpisah. Susipun beranjak mengendarai motor menuju rumahnya.

Braaakkkkkkk

Sesaat Susi berlalu terdengar suara 100 meter dari tempat bertemunya mereka. Tonipun berlari penasaran melihat orang berlari-lari menghampiri tempat kejadian. Seorang wanita tergetak bersimbah darah dengan tas tangan berwarna merah marun. Isi taspun berhamburan keluar termasuk sebuah parfum.
"Susi" teriaknya.
Sambil menggopoh tubuh Susi, akhirnya Toni membawanya kerumah sakit terdekat. Susi tak tertolong. Kepalanya yang sempat terbentur aspal jalan membuat pendarahan di otaknya tak berhenti. Akhirnya Susi meninggal.
Bertepatan hari pernikahan
Hari yang paling dinanti Toni sepertinya gagal. Tamu undangan yang sebatas teman dekat dan rekan kerjapun berubah menjadi hari berkabung. Mereka berucap  bela sungkawa pada keluarga Susi dan Toni.
Toni dalam kesedihannya. Disamping pusaran Susi di semayamkan, ia berucap
"Susi...aku bahagia duduk disampingku saat ini. Aku senang hari ini kita bisa bersanding dalam sebuah dunia yang berbeda. Parfum yang ku berikan padamu biarlah disini menemanimu. Aku akan datang setiap malam sekedar mencium aroma tubuhmu melalui parfum itu" sambil meletakkan parfum di atas tanah yang masih merah tempat Susi disemayamkan.

Tak lupa ia semprotkan parfum itu dan Tonipun tersenyum sambil menitikkan air matanya.


Parfum


credit

Cinta tak lepas dari takdir Tuhan.
Besok adalah hari bahagia Toni bersama pasangannya yang selama ini dia idam-idamkan. Susi namanya baru dikenalnya 3 bulan yang lalu. Pertemuan mereka berkat sohib Toni yang memperkenalkannya. Pertemuan  singkatnya dengan Susi, membuat Toni segera memutuskan masa lajangnya.Toni akan menikah dengan Susi.
"Susi, hanya kaulah yang selama ini mas idam-idamkan"
"Ah...masa sih mas. Setau saya, saya ini gak ada yang istimewa. Liat saja penampilanku, tak seperti orang Kota pada umumnya. Agak kuper dan kurang modis.Mau ikut denganmu setelah menikah, apakah itu alasanmu mau menikahiku?"
"Bukan  itu, karna cinta" seraya mencium kening Susi.
Memandang sosok yang sedang berlalu dihadapannya, membuat Toni penuh cemas. Kemudian ditarik kembali tangan Susi. Dan Susipun hanya tersenyum sambil mencium tangan calon suaminya itu sambil berucap salam.
"Sebentar"
"Apalagi mas?"
"Ini"
"Parfum?"
"Yah"

"Aroma Melati?"
"Untuk malam pertama kita, aku mau kamu memakainya saat itu."
Susipun hanya tersenyum dan diraihnya parfum pemberian Toni. Merekapun berpisah. Susipun beranjak mengendarai motor menuju rumahnya.

Braaakkkkkkk

Sesaat Susi berlalu terdengar suara 100 meter dari tempat bertemunya mereka. Tonipun berlari penasaran melihat orang berlari-lari menghampiri tempat kejadian. Seorang wanita tergetak bersimbah darah dengan tas tangan berwarna merah marun. Isi taspun berhamburan keluar termasuk sebuah parfum.
"Susi" teriaknya.
Sambil menggopoh tubuh Susi, akhirnya Toni membawanya kerumah sakit terdekat. Susi tak tertolong. Kepalanya yang sempat terbentur aspal jalan membuat pendarahan di otaknya tak berhenti. Akhirnya Susi meninggal.
Bertepatan hari pernikahan
Hari yang paling dinanti Toni sepertinya gagal. Tamu undangan yang sebatas temen dekat dan rekan kerjapun berubah menjadi hari berkabung. Mereka berucap  bela sungkawa pada keluarga Susi dan Toni.
Toni dalam kesedihannya.Disamping pusaran Susi di semayamkan, dia berucap
"Susi...aku bahagia duduk disampingku saat ini. Aku senang hari ini kita bisa bersanding dalam sebuah dunia yang berbeda. Parfum yang ku berikan padamu biarlah disini menemanimu.Aku akan datang setiap malam sekenar mencium aroma tubuhmu melalui parfum itu" sambil meletakkan parfum di atas pusaran Susi.

Tak lupa dia semprotkan parfum itu dan Tonipun tersenyum sambil menitikkan air matanya.
















Friday 5 April 2013

Lampu Bohlam # 6- Harga diri

"Silahkan isi voucernya disini." Sambil menyodorkan Hp

"Berapa"

"Dua puluh ribu aja"

"Uangnya mana?

"Isi aja dulu, kamu gak percaya saya". gertak laki-laki itu

"Maaf pak"

"Kamu tidak tau saya, saya aja bisa bayar kamu" sambil menuding kan tangan ke mukaku.

****

"Hari ini sudah sepi ada ada aja yang beli" gumamku.

Baru juga sebulan aku bekerja di konter hape ada-ada aja yang beli. Melihat karakter pembeli. Kebanyakan laki-laki. Mereka kadang menggodaku, kadang ketemu yang seperti itu, menggertak dan mengancam. 

Keesokan hari

"Hai..."

"Ya mas."

"Voucer yang seratus ribu ada gak, simpati."

"Ada, ini" sambil menyerahkan voucer simpati senilai 100 ribu.

" Sore ada acara gak mbak?"

" Gak , paling langsung pulang."

"Bisa gak kita jalan, sekedar nemenin mas makan"

" maaf mas"

"Hey...emang kamu harganya berapa. diajak nemenin makan aja gak mau. Harus dibayar kamu." Dengan nada kesalnya.

"Kok maksa ya nih orang". gumamku.

Mataku takut melihat mata laki-laki itu. Aku hanya diam dan takut.

"Nasib seorang SPG hape. Ahh...sudahlah semua pekerjaan punya resiko termasuk menghadapi orang-orang seperti ini". segera berkemas pulang.






Monday 1 April 2013

Kendi Ajaib

credit

"Hai...kendi ajaib"

"Bisakah tiga permintaanku dikabulkan?"

" Pertama.....rapi semua ini gosokan baju  yang ada dihadapanku dengan sempurna"

"Cring selesai rapi"

"Kedua... ada masakan komplit dimeja makan yang lezat"

"Cring jadi"

 "Ketiga....selesai juga berbagai macam mainan anak-anak yang berserakan di lantai rapi."

"Cring...selesai"

Sambil berdiri di sudut dapur, tanpa sengaja dilihat kendi itu yang telah lama tak di gunakan. Kendi yang dibelinya waktu jalan-jalan di Prambanan lebaran tahun lalu.

"Heeyy...kendi  bisakah kau jadi kendi ajaibku?"


"Ahh...kenapa aku harus berkhayal"


Kring...kring...

Hape terdengar berbunyi;

" Gimana, jadi jalan gak sekarang"

"Tau nih"

"Kenapa"

"Belum beres"

Semenjak Bi Inah ijin pulang kampung untuk empat hari ini membuat pekerjaan tak rampung-rampung. Liburan panjang membuat Senin ini menjadi sedikit kacau dalam urusan rumah. Senin ini ada rencana mau jalan lagi ke Mal bersama teman SMAnya Hesti.

Kembali Hape berdering

Kring-kring

"Tina....?"

"Ya"

"Gimana"

"Oke jadi tapi agak siangan. Aku harus selesaikan dulu nih pekerjaanku. Minimal beresin mainan anak-anak yang berserakan dilantai."jawab Tina sambil berbenah.

"Besok urusan gosok biar Bi Inah yang lanjutin, masalah makanan entar beli aja". gumamnya.