Monday 20 May 2013

Pecel Lik Sudar

Credit Dok Pribadi : RinRin Indrianie

 Teruntuk Monday FlashFiction Prompt # 13 : Bapak Pemilik Warung.

"Jon, aku tunggu di pintu gerbang yah?" Tono mengakhiri pembicaraan di handphonenya. Sejenak matanya menjelajah tiap sudut gedung di depannya. Masa itu membuat dirinya dan sahabatnya Jono, kangen pecelnya Lik Sudar.

"Tono!" Suara Jono membuyarkan lamunannya.

Tanpa banyak kata mereka langsung menuju pada sebuah sudut sekolahan, tempat favorit mereka saat masih memakai celana biru pendek.

Setibanya di sana, sosok laki-laki tua sudah beruban berdiri di depan mereka duduk.

"Lik Su!" sapa Tono pada laki-laki tua tadi.

"Hey, kamu  Ton, lama gak main. Lihat dirimu yang sekarang, celana jeans dengan hape dipinggang. Dandananmu sekarang klimis" jawab laki-laki tua itu  sambil menepuk punggung Tono.

"Masih inget dia ya, lik!" tanya Jono ke Lik Sudar.

"Masih. Siapa yang gak inget sama Tono? Dia langgananku dulu. Liat nih masih aku simpan kenangan bersama Tono," tampak laki-laki tua itu mengambil sesuatu di laci uangnya.

Hati Tono tiba-tiba berdegup kencang.

"Mudah-mudahan dia sudah lupa," gumamnya.

"Limolas tahun aku nyimpen iki, le. Eh ndilalah kowe mrene. Kebeneran!" ujar laki-laki tua itu sambil menyodorkan buku kecil.

Mata Tono dan Jono terbelalak dengan buku kecil itu. Buku yang berisi bon utang Tono ke Lek Sudar,  semasa dia masih duduk di bangku SMP.


Keterangan:
 Lek  artinya Paman
 Limolas tahun aku nyimpen iki, le. Eh ndilalah kowe mrene. Kebeneran! artinya Lima belas tahun aku menyimpan ini mas. Eh gak disangka-sangka kamu main kesini. Kebetulan!


Tulisan sudah di edit seperti yang di sini 










26 comments:

  1. akakaka masuk kandang singa :)))


    jadi inget bok kantik SMPku juga Pak Sudar ;)

    ReplyDelete
  2. hahahaha....sering ngutang ternyata :P

    ReplyDelete
  3. Wahahaha, kocak Mak :D makin keren nih FFnya, maju terus pantang mundur Mak

    ReplyDelete
  4. ahahaa, diingetnya karena punya utang toh.. X)

    ReplyDelete
  5. Satu lagi yang mengganjal nih, menurut saya judulnya cukup "Pecel Lek Sudar" karena kata-nya bermakna milik. Cmiiw

    ReplyDelete
  6. kalau bisa ditulis catatan kaki buat menerangkan bahasa daerahnya, mbak :)

    ReplyDelete
  7. wkwkwkwk...rekening utang..
    jadi ingat kantin sekolah nih upssss :P

    ReplyDelete
  8. kemajuannya tambah banyak ^_^ *tambah terharu :)

    ReplyDelete
  9. huehehehe lucu!! ;p mbak sri cantik, kalau captcha bisa dihapus bisa ga? punyaku gagal terus udah 2x nyoba, kayak lagi main kuis "coba lagi" hihi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. captcha? aku jg belum tahu ttg itu, coba tanya pada yg ahli seperti mak Carra mbak , makasih ya telah berkunjung :))

      Delete
  10. wkwkkwkwkw dapet diary nieee :P

    ReplyDelete
  11. Mbak penulisan "Monday FlasFiktion" itu lho juga lucu, selain ceritanya sendiri yang bikin saya ngikik, hehhehe... maaf fokusnya dobel :D

    ReplyDelete
  12. rasain! hahaha... mbak gik lucu....

    ReplyDelete
  13. wakakkakka.. masih inget aja utangnya.. keren!

    ReplyDelete
  14. He he ... kena deh si Tono, hayo bayar utangnya :)

    ReplyDelete
  15. kalo diitung dengan kadar inflasi, depresiasi, dan si-si lainnya, berapa ya jumlah utangnya sekarang? :p

    ReplyDelete
  16. Menurut saya, dialog Jawanya itu yg jadi kekuatan komedi di cerita ini. :D
    Memang, dialek daerah itu selalu bisa memberikan sensasi tersendiri.
    Klo cerita komedi jadi makin lucu, klo cerita drama jadi semakin dramatis.

    ReplyDelete
  17. Mbuahahaha... Utangnya berbungaaa buanyakkk ituuu, trus bukunya juga bisa di musiumkan :D

    ReplyDelete
  18. tertembak twist cerita ini, hehehe sedikit menyinggung pengalaman pribadi hahahaha

    ReplyDelete
  19. masih ada aja itu buku..haha..

    kirain tuh buku perjalanan cinta kasih di SMP..

    utk Captcha bisa dihilangkan di "setting" -> "posts and comments" -> "show word verification" -> "No".. CMIIW

    ^^

    ReplyDelete
  20. Hahaha.,....jebule utange akeh sampe dibukukan hahaha

    ReplyDelete