Monday 24 March 2014

Let's Move On!



Ikut Tantangan Prompt 43 Mff : Lets Move On!


"Mas! Hampir delapan tahun aku menyembunyikan ini semua."

"Lantas!!"

Dahi Nani mulai mengernyit. Perlahan air matanya mulai menggantung di ujung matanya. 

"Aku... Aku....." Nani menggeleng sambil menghentikan bicaranya. Berusaha mengatur nafasnya yang mulai tersengal.

Sudirjo meringis sinis. Di hisap rokoknya  dalam-dalam, kemudian di kepulkan ke arah wajah Nani yang mulai terlihat gundah.

"Lantas kamu mau minta cerai...menggugat aku..... Hahahaha....aku gak percaya kalau kamu berani melakukannya." 

"Aku yakin!!"Angguk Nani.

"Braaakkk.!!" Sudirjo menggebrak meja di depannya.

"Woo...Nduk. Gak aku sangka. ternyata kamu gak setia."

 Sudirjo seketika mendekat ke arah Nani  sambil mencengkram tangannya.

Nani menggeleng, seketika air matanya yang sejak tadi menggantung akhirnya mengucur ke bawah.

Gubrraakkk !!

Meja di depan merekapun terbalik akibat tendangan kaki Sudirjo.

Nani berusaha melepaskan gemgaman tangan Sudirjo lalu  berlari  masuk kedalam kamarnya. Dikemasi bajunya kemudian  dibangunkan ketiga anaknya.

"Ayo Nduk, Le. Ikut mamak!! "

"Kemana mak..?" Tanya Yuda salah satu anak lelakinya.

"Ke Jakarta."

"Selangkah kamu  keluar pintu, maka kamu sudah tak aku anggap lagi  istriku." Gertak Sudirjo lantang. 

Nani seakan tak memperdulikan suara Sudirjo dan semakin mempertegas keputusannya untuk pergi dengan deraian air matanya sambil membawa ketiga putranya.


***
Dua tahun kemudian.


Na... Aku tunggu di Rumah Sakit Dr SARDJITO, Yogyakarta. Dari sahabatmu Rahayu.

Sms yang tiba-tiba masuk di handphone Nani, membuat jantungnya berdegup kencang. Tanpa berpikir panjang dia berpamitan untuk pergi ke Yogyakarta.

Langkah kaki  Nani gontai sesampainya di rumah sakit. Matanya melirik tas yang berisi map berwarna merah. Diambil kemudian dia kuatkan kakinya melangkah ke arah salah satu kamar persalinan.

"Baiklah ini surat perceraiannya  sudah aku tanda tangani. Ayu, semoga kamu bahagia. Dan kamu mas, selamat yah atas kelahiran putra kempatmu." Nani berujar sambil mengulurkan tangannya.

Tangan mereka saling berjabatan,  kemudian Nani meninggalkan mereka berdua. Baginya, memberikan kebahagiaan kepada sahabatnya dan suaminya jauh lebih baik daripada  berstatus sebagai istri Sudirjo tapi tak pernah mendapatkan nafkah lahir  selama delapan tahun terakhir pernikahannya.