Wednesday 8 May 2013

Konde Masalalu [ Remake ]


credit



Kotak ini  akan aku kubur jauh-jauh dari kehidupannya.

"Kotak masalalu sudah, tapi masih ada yang kurang, apa ya?" gumamku.


Aku terkejut saat aku secara tak sengaja menyenggol sesuatu yang besar dan menyembul. 

Astaga! Konde? Tapi, siapa yang pakai konde di rumah ini?




"Ahh..ini konde tidak penting" aku bergegas meninggalkan rumah. Menutup pintu kemudian menguncinya.

"Shinta" seseorang memanggilku.Sosok wanita dengan rambut sebahu dan berwajah pucat.

"Mbak Rini!" aku memeluknya. Kulihat  ada dua orang perawat sedang menunggu.


"Mbak Shinta, tolong kawannya diajak masuk. Masih ingat apa kata Dokter Baskoro?"bisik salah satu perawat tadi.

 

Aku hanya mengangguk, kemudian menuntun mbak Rini masuk ke rumah.



"Mbak, masih ingat rumah ini?"

"Masih, yang  aku ingat cuma kamarku, tapi aku lupa sebelah mana?"

"Oh ya, dekat dapur itu, bukan?"

"Oke aku kesana ya"

"Baik, silahkan!"

Aku berbalik kemudian meninggalkan mbak Rini sendiri memasuki kamar itu.



Brakkkkkkkkkkk..........



Kulihat kamar berantakan dan kaca hiasnya pecah.


".........Neng Stasiun Balapan.... kuto Solo seng dadi kenangan...kowe karo aku......hahahahhaha.." mbak Rini bernyanyi gak karuan sambil memeluk konde.

 
"Mbak,  katanya semua sudah disembunyikan, kenapa masih ada benda yang masih mengingatkan kejadian itu?" tegur salah satu perawat tadi.

 
Aku  panik seketika. Aku bingung, sejak awal tak bertanya benda apa yang mungkin akan mengingatkan masalalu kelam  yang mengakibatkan Mbak Rini menjadi stres. Berusaha menenangkan dan membujuk.

"Mbak Rini?"

"Apa? Kamu siapa? Aku gak kenal...hahahahaa"

"Mbak Rini, aku Shinta sahabatmu"

"Pergi! Kau yang merebut mas Didi ya, jangan pura-pura kamu....hahahha"



Aku hanya bisa menggelengkan kepala. 



Konde, kenapa konde tadi aku abaikan?Coba aku sembunyikan, pasti gak seperti ini kejadiannya.


Mbak Rini dalam kekacauannya. Tertawa, menangis kadang bernyanyi sambil menari melenggak-lenggokkan badannya diatas tempat tidur yang sudah berantakan. 


".......cintaku sekonyong-konyong koder...karo kowe cah bagus  jenenge mas Didi...mas Didi...kemana kamu sekarang ...hahaaa... " 


Kemudian aku ambil lagi kotak tadi dan membukanya kembali. Disana ada kebaya, selendang dan sebuah kotak makeup. 



Oh ya aku lupa konde itu. 



Konde itu ternyata mengingatkan  mbak Rini akan profesinya sebagai "ledek". Pertemuannya sama mas Didi saat tayub di gelar sebuah dusun daerah Grobogan, membuat mbak Rini menjadi kecewa. Mbak Rini dicampakkan kemudian ditinggalkan begitu saja. 


Kedua perawat tadi mengahampiriku dan berbicara,  

 
"Mbak Shinta, terpaksa sahabatnya aku bawa kembali untuk memulihkan gangguan jiwanya"


Aku hanya diam dan tak bisa berkata apa-apa. Mbak Rini meronta-ronta dan masih menggengam konde tadi kemudian  dimasukkan kembali dalam mobil ambulan yang membawanya kembali ke Rumah Sakit Jiwa. 


Keterangan 
"Ledek" adalah  penari kesenian Tayub.
Tayub adalah sebuah seni tari peninggalan nenek moyang masa lampau yang masih exist hingga sekarang, dan seni tayub Grobogan adalah salah satu seni tayub  yang digemari masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sumber artikel disini

No comments:

Post a Comment