![]() |
credit: dokumentasi pribadi Latree Manohara |
"Ma....aku pergi dulu yah" sambil mencium kening ibunya Andi bergegas pergi.
Ibu Andi yang sejak tadi memperhatikan, masih penuh harap semoga Andi bisa melupakan kisahnya bersama Shinta. Hari-hari Andi di penuhi wajah Shinta. Dinding kamarnya masih ada foto gadis itu.
Sedikit rasa tidak suka jika ibu Andi memandang foto Shinta terpampang di kamarnya. "Kenapa Andi begitu tergila-gila sama gadis itu" wajah sinis ibu Andi terlihat jelas sekali dan ingin sekali membuang semua foto itu.
"Bu"
"Ya" ibu Andi kaget saat Andi tiba-tiba berada di dalam kamar.
"Aku lupa bawa ini" sambil mengambil mawar yang tergelatakdi atas meja ruangan kamarnya.
Andi memandang ibunya yang sedang memperhatikan foto Shinta yang terpampang di dindingnya "Shinta cantikkan bu? Aku akan menemuinya untuk yang kesekian kalinya. Oh ya aku pamit lagi selanjutnya sore aku akan segera ke rumah Shinta".
Ibu Andi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Diam dan tak bisa berkata apa-apa.
*Sesampainya di cafe*
"Mbak...biasa ya" sambil memberi kode pada pelayan cafe. Pelayan itu sepertinya tau kebiasaan pelanggannya seperti Andi.
"Ini mas pesanannya. Seperti biasa dua gelas jus advokad tanpa susu"
"Terima kasih ya mbak" kembali Andi melihat kedepan kedua gelas jus avokad.
"kamu suka ini Shin......jus avokad tanpa susu . Oh ya aku hari ini bawa sesuatu untukmu".
"Taratang" mengambil sesuatu di balik punggungnya, seolah ingin memberikan kejutan pada sang kekasihnya.
"Bunga mawar merah kesukaanmu. Ehemmm aku tau hari ini kamu sedang sedih yah...oke aku akan dengar deh ceritamu.Cerita tentang senja, tentang anak-anak kecil yang bermain di sungai itu, atau tentang langit hitam yang sering kamu ceritakan hingga kau ketakutan tidur sendiri dikamarmu...iya deh aku dengerin. Tapi ingat ya aku mau hari ini kamu kasih senyummu yang terindah buatku" Andi dengan bicaranya sendiri.
"Maaf mas ini notanya, tadi tertinggal di meja kasir. Seperti biasa, mas akan memintanya sekedar untuk kenang-kenangan" pelayan menyerahkan nota ke meja Andi.
"Iya mbak maaf aku tadi lupa mengambilnya. Mbak sini coba lihat didepan saya, cantikkan tunanganku. mbak mau duduk ikut denger ceritanya?" sambil menarik tangan pelayan untuk duduk disampingnya.
"Maaf mas, masih banyak pengunjung yang harus saya layanin" sambil bergegas berbalik dari meja Andi.
Pelayan tadi sengaja menghindar dan berbisik pada salah satu pengunjung di cafe dan mereka sedikit mengerti dan memakluminnya.
Kring-kring
Ada sms masuk di hape Andi.
"Segera ke rumah Shinta, disana keluarganya sedang menunggumu!" dari Ibu.
"Shin....yuk kita pulang bareng. Ayah sama Ibumu sedang menunggu kita. Jangan lupa kasih senyum manis sama meraka ya, dan ceritakan sama mereka kalau kamu senang bertemu denganku" masih dengan bicaranya sendiri.
*Setibanya di rumah Shinta*
"Bu..ini Shinta aku kembalikan kerumah setelah temanin aku sekedar minum jus di cafe . Dia senang bertemu denganku. Besok aku akan melamarnya" Ibu Shinta yang sejak tadi menunggu Andi langsung memeluknya sambil menangis.
"Sudahlah nak. Shinta dah tenang di alamnya...carilah wanita lain selain Shinta"
"Ibu......Shinta tak akan tergantikan oleh siapapun. Hatiku hanya ada Shinta. Shinta adalah cinta terakhirku bu."
"Oke sebelum ke makam kita mau mengadakan selamatan 3 tahun Shinta terlebih dahulu".
"Iya bu....ini aku bawakan bunga untuknya" sambil menunjukkan bunga mawar merah pada Ibu Shinta.
Semenjak kecelakaan itu keluarga maupun Andi sendiri tidak percaya atas apa yang telah menimpa Shinta sore itu 3 tahun yang lalu. Terakhir pertemuannya di cafe itu mengingatkan Andi terus menerus hingga tahun ke -3 sepeninggalannya. Pertemuan terakhir Andi sama Shinta di Bento Coffe Stasiun Gambir.
'
idenya keren mbak, tapi kalau plot dan pilihan katanya diedit lagi, dipercantik lagi, pasti lebih keren :)
ReplyDeleteGaya bahasanya agak sedikit membingungkan mba. Dan ada beberapa yang penulisannya keliru. Seperti jus advokad seharusnya alpukat.
ReplyDeleteMeraka seharusnya mereka.
Didalam seharusnya di dalam.
Dan di akhir kalimat juga ada yang tidak diberi titik.
sip makasih mbak RINI
DeleteIya sepakat. masih banyak penulisan, EYD, atau tanda baca yg mesti dperhatikan.
ReplyDeleteSiap pak perlu banyak belajar EYD sama mas guru ...:)
Deletealpukat itu kata bakunya avokad bukan advokad :)
ReplyDeleteOk makasih ya :)
Deleteini idenya keren. gaya penulisannya khas mbak giarti.
ReplyDeleteayo siapa mau remake?
hahah,mak latree. maksih yahh...masih banyak EYD yg perlu di perbaiki yah :)
DeleteAyo.. ayo.. edit.. edit... hehehe...
ReplyDeleteudah banyak yg ngasih kripik, saya tinggal nyemangatin aja :D
ngomen pake wp gak bisa ya...
ttd
Rini Uze :D
Tentang penulisan sudah dikomen diatas.
ReplyDeleteHhmm sudah 3 th, Andi masih belum menerima kematian pacarnya, sama dg tokoh dalam FF ku mbak :)
wuhahahah....kok sama yahhh wkwkwkkw aku gak nyontek lho ....
ReplyDeleteok.. ini sangat menggoda untuk remake memang :))))'
ReplyDeleteMbak La: hahahahahahasyeeemmm....
bagus idenya, :( 3 tahun gag bisa lupa ya. ikutan sedih jadinya.
ReplyDeletealhamdulillah akhirnya pintunya dibuka juga :D
ReplyDeleteide ceritanya mantab mba...mengharukan :(
idenya keren, ampun dah kalo cerita yg kaya begini
ReplyDelete*guling2 galau hehe :)