Perempuan itu yang tiga bulan lalu kamu kenal. Kenal lewat dunia
maya. Perempuan itu bertemu pada seorang laki-laki pada sebuah grup.
Grup Alumni putih biru. Mereka saling menyapa, saling add dan saling berkisah.
Laki-laki itu akhirnya berkisah pada perempuan itu tentang seorang
perempuan pula tentang keluarganya tentang pekerjaaannya.Perkenalan
dilanjutkan pada sebuah chatingan.
Saat chatingan,
laki-laki itu curhat tentah kisahnya, kisah tentang mantan pacarnya,
kisah mendapatkan restu orang tua untuk mendapatkan istri hingga
kisahnya tentang kecelakaan tragis yang merenggut nyawa seseorang.
Akhirnya Perempuan itu balik berkisah tentang laki-laki, tentang
keluarganya, tentang anak-anaknya, tentang semua yang pernah terjadi baik
hubungannya pada suami dan awal menjadi sebuah keluarga. Perempuan
dan laki-laki itu saling berkisah di dunia maya.
Saat
chatingan perempuan itu mengungkapkan kekagumannya pada laki-laki itu
tentang semua keberhasilannya dan laki-laki itu merasa tersanjung.
Ujung-ujungnya percakapan itu ada kata "sayang " yang terlontar pada
perempuan itu dan laki-laki itu menanggapi dengan kata "sayang" juga.
Seminggu
sudah perempuan dan laki-laki itu berkisah, laki-laki itu menelpon
perempuan itu bahwa kata "sayang" nya menimbulkan masalah di rumah
tangganya dan menginginkan perempuan itu untuk menjelaskan semua, tetapi
perempuan itu marah dan langsung memblokir semua pertemanan di
facebook. Laki-laki itu marah juga kenapa ada pemblokiran di facebook
kalau demikian berarti pertemanan di anggap laki-laki itu sudah
berakhir dan menganggap bahwa tak pernah bertemu atau berteman seperti
sebelumnya.
Perempuan itu akhirnya sedih dan merasa
menyesal kenapa harus marah dan memblokirnya, karena saat itu yang dia
pikirkan hanya sebuah kesalahpahaman. Perempuan itu menulis semua
kegundahannya di beranda facebook maupun di tulisan blognya sekedar
curhat, tapi ditanggapi laki-laki itu menyebar aib. Perempuan tadi
akhirnya sadar bahwa perbuatannya menimbulkan fitnah. Akhirnya
perempuan itu meminta maaf kepada laki-laki itu tapi tak selalu "maaf"
jadi solusinya. Balasannya, laki-laki itu menyesal telah mengenalnya
dan akan tetap menyesal hingga seumur hidupnya.
Akhirnya perempuan itu berkisah dan terus berkisah sendiri tanpa ada yang menanggapi. Teman-temannya sekarang menjauhinya dan mencomoohnya bahkan mulai
menghindar. Perempuan itu sekarang sedang membangun dirinya dengan
segala upaya. Perempuan itu bangkit dari semua yang pernah menimpanya di
dunia maya. Perempuan itupun tidak kapok menjalin hubungan pertemanan
yang seluas-luasnya. Akhirnya perempuan itu mempunyai banyak teman.
Mempunyai semangat kembali untuk terus memperbaiki pergaulan. Perempuan
itu sekarang bersinar, walau dalam benaknya masih teringat akan sebuah
pengalaman pertemuan di dunia mayanya yang berakhir kecewa. Sekarang
perempuan itu mengubah ceritanya menjadi pertemuan di dunia maya yang
menyenangkan.
Heee, pertemuan dumay?
ReplyDeleteArghhh
Akuuu
banyak banget kisah begini. makanya hati-hati...
ReplyDeletetapi ceritamu kok ndlujuuuuur gini seh mbak? aku ngos-ngosan bacanya :D
wkwkwk...makasih mak :) atas kripik pedasnya
Deleteiya, ya... berteman dimanapun harus selalu berhati2. menjaga sikap dan ucapan :)
ReplyDelete