 |
credit |
Kotak ini akan aku kubur jauh-jauh dari kehidupannya.
"Kotak masalalu sudah, tapi masih ada yang
kurang, apa ya?"
gumamku.
Aku terkejut saat aku secara tak sengaja
menyenggol sesuatu yang besar dan menyembul.
Astaga! Konde?
Tapi, siapa yang pakai konde di rumah ini?
"Ahh..ini konde tidak penting" aku bergegas meninggalkan rumah. Menutup pintu kemudian menguncinya.
"Shinta" seseorang memanggilku.Sosok wanita dengan rambut sebahu dan berwajah pucat.
"Mbak Rini!" aku memeluknya. Kulihat ada dua orang perawat sedang menunggu.
"Mbak Shinta, tolong kawannya
diajak masuk. Masih ingat apa kata Dokter Baskoro?"bisik salah satu perawat tadi.
Aku hanya mengangguk, kemudian menuntun mbak Rini masuk ke rumah.
"Mbak, masih ingat rumah ini?"
"Masih, yang aku ingat cuma kamarku, tapi aku lupa sebelah mana?"
"Oh ya, dekat dapur itu, bukan?"
"Oke aku kesana ya"
"Baik, silahkan!"
Aku berbalik kemudian meninggalkan mbak Rini sendiri memasuki kamar itu.
Brakkkkkkkkkkk..........
Kulihat kamar berantakan dan kaca hiasnya pecah.
".........Neng Stasiun Balapan.... kuto Solo seng dadi kenangan...kowe karo aku......hahahahhaha.." mbak Rini bernyanyi gak karuan sambil memeluk konde.
"Mbak,
katanya semua sudah disembunyikan, kenapa masih ada benda yang masih
mengingatkan kejadian itu?" tegur salah satu perawat tadi.
Aku panik
seketika. Aku bingung, sejak awal tak bertanya benda apa yang mungkin
akan mengingatkan masalalu kelam yang mengakibatkan Mbak Rini menjadi
stres. Berusaha menenangkan dan membujuk.
"Mbak Rini?"
"Apa? Kamu siapa? Aku gak kenal...hahahahaa"
"Mbak Rini, aku Shinta sahabatmu"
"Pergi! Kau yang merebut mas Didi ya, jangan pura-pura kamu....hahahha"
Aku hanya bisa menggelengkan kepala.
Konde, kenapa konde tadi aku abaikan?Coba aku sembunyikan, pasti gak seperti ini kejadiannya.
Mbak Rini
dalam kekacauannya. Tertawa, menangis kadang bernyanyi sambil menari
melenggak-lenggokkan badannya diatas tempat tidur yang sudah berantakan.
".......cintaku sekonyong-konyong koder...karo kowe cah bagus jenenge mas Didi...mas Didi...kemana kamu sekarang ...hahaaa... "
Kemudian aku ambil lagi kotak tadi dan membukanya kembali. Disana ada kebaya, selendang dan sebuah kotak makeup.
Oh ya aku lupa konde itu.
Konde itu
ternyata mengingatkan mbak Rini akan profesinya sebagai "ledek".
Pertemuannya sama mas Didi saat tayub di gelar sebuah dusun daerah
Grobogan, membuat mbak Rini menjadi kecewa. Mbak Rini dicampakkan
kemudian ditinggalkan begitu saja.
Kedua perawat tadi mengahampiriku dan berbicara,
"Mbak Shinta, terpaksa sahabatnya aku bawa kembali untuk memulihkan gangguan jiwanya"
Aku hanya
diam dan tak bisa berkata apa-apa. Mbak Rini meronta-ronta dan masih
menggengam konde tadi kemudian dimasukkan kembali dalam mobil ambulan
yang membawanya kembali ke Rumah Sakit Jiwa.
Keterangan
"Ledek" adalah penari kesenian Tayub.
Tayub adalah sebuah seni tari peninggalan nenek moyang masa
lampau yang masih exist hingga sekarang, dan seni tayub Grobogan adalah
salah satu seni tayub yang digemari masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa
Timur.