Wednesday, 17 July 2013

PUPUS

"Rud, sebentar lagi kita akan berpisah. Aku ke Semarang kamu ke Jakarta meneruskan kuliahmu," ujar Sari sambil memeluk Rudy.

"Kita masih punya ini untuk saling berkomunikasi." Jawab Rudy ambil menunjukkan handphone.

Sesaat mereka saling berpandangan satu sama lain.  Sari menunduk lalu menatap Lelaki yang berada di depannya. Tampak matanya berkaca-kaca.

"Aku berjanji."

"Tapi..."

"Tapi, kenapa?"

"Oh . Sudahlah!" Sari menghentikan percakapannya.

Dikemasilah baju Sari lalu mereka menuju ke Semarang bersama Rudy.

"Kita akan bertemu di Stasiun ini. Stasiun Tawang," ujar Rudy sambil memegang wajah Sari dan mengusap air matanya yang meluncur kebawah.

Sari mengganguk, kemudian berlalu dari Stasiun itu.

Tiba-tiba sari berbalik arah dan berlari ke arah kereta yang telah berjalan dengan laju kencangnya.

"Rudy!" teriak Sari memanggil.

Matanya tertahan pada benda di tangannya.  Sari tersenyum sambil menggenggam saputangan milik Rudy.

Lima tahun berlalu

"Kita bertemu di Stasuin Tawang" sms terkirim dari Rudy.

Perasaan sari semakin gembira akan pertemuannya kali ini.

"Rudy!"

"Sari!"

Mereka berpelukan satu sama lain.

"Sebelum kita pulang, kita mampir dulu yuk ke Simpang Lima," ujar Rudy menarik tangan Sari.


"Ini oleh-oleh kesukaan Ibu, Sar. Bandeng Juwana. Kamu mau?" tanya Rudy.

Sari hanya menggeleng.

Sesampainya di rumah Rudy.

"Rud, sudah Ibu peringatkan. Jangan lagi berhubungan dengan gadis ini", ujar Ibu Rudy dengan nada yang tinggi.
.
"Tapi, Ma."

"Gak ada tapi-tapian"

"Eh kamu! Kamu sadar gak kamu ini siapa. Rudy Lulusan Sarjana. Kamu. Cuma Lulusan SMA yang bekerja jadi pembantu rumah tangga di Semarang" ujar Ibu Rudy dengan sinis ke Sari.

Seketika Sari membalikkan badannya kemudian berlari sambil berderai air mata. Tangannya tertahan oleh Rudy.

"Sar!"

Sari berusaha melepaskan tangannya. kemudian berlari menerobos malam.


No comments:

Post a Comment