“Besok kita akan melihat Matahari “
“Kapan?”
“Besok siang.Tapi, entahlah. Ayah ragu dapat libur apa tidak dengan kondisi ini.
Kabut asap yang menyelimuti kota ini sudah
hampir dua bulan. “ Ujar Ayah ke Rangga sambil menyodorkan sebuah kacamata.
“Kacamata? Harusnya masker dong ayah
, hehe “ Ujar Rangga sambil tertawa.
“Oke. Siap Komandan kecil!Tosss dulu. Ayah berangkat!”
Sehari kemudian
Kring…kring .Suara sms masuk ke handphone
Ibu.
“Assalamu’alaikum, bunda. Jangan lupa bilang sama Rangga. Siang ini Ayah jadi
ngajak dia jalan-jalan sekedar melihat kabut asap disekitar rumah. Ayah dapat ijin
dari komandan. Tolong siapkan masker yang kemarin dia siapkan untuk dibagikan
tetangga sekitar rumah.”
“Wa’alaikumsalam. Baik, Ayah. Nanti bunda sampaikan ke Rangga. Hati- hati
dijalan!” Jawab Ibu membalas sms dari
Ayah.
Kemudian Rangga berkemas dan bergegas mempersiapkan semua yang telah ia
rencanakan bersama ayahnya.Tiga jam kemudian ayah yang di tunggu
Rangga tak kunjung datang. Handphone
ayah mati dua jam setelah sms. Ayah susah dihubungi.
“Seharusnya Ayah bisa pulang dalam tempo
satu jam sampai rumah,”gumam Rangga dalam hatinya.
“Ayah sudah pulang? “Tanya Ibu.
Rangga hanya menjawab dengan gelengan kepala. Pandangan matanya tak lepas dari halaman rumahnya.
Tepat pukul setengah enam sore terdengar suara gaduh sirine ambulan.
Suaranya semakin mendekat ke rumah . Dada Rangga terdengar bergemuruh. Bayangan Ayah muncul
dalam benaknya.
Ibu bergegas keluar. Diluar banyak teman ayah disana. Pakaian seragam coklat
membawa sebuah peti mati. Peti itu kemudian ditaruh didepan rumah Rangga.
Kemudian terdengar suara ketukan pintu. Ketukannya membuat wajah Ibu dan Rangga
terlihat pucat pasi.
“Ayah!!Ayah, kenapa?”Teriak Rangga.
Rangga berlari menghampiri sekumpulan orang berseragam coklat.
“Ayah kenapa, Om?” Tanya Rangga.
Ayah tewas dalam kecelakaan menuju pulang. Kabut asap yang menelimuti Kota Riau Siang itu
menghalangi jarak pandang jalan yang mengakibatkan pengendara Truk tak melihat pengendara motor didepannya.Tubuhnya
ditemukan siang tadi. Kabut asap sempat menyulitkan mengevakuasi tubuh ayah Rangga
yang terlindas badan truk pasir.
#Disclaimir: Cerita diatas fiktif belaka.Cerita diatas tidak bermaksut menyinggung perasaan orang lain. Cerita diatas hanya karangan penulis saja. Jika ada nama dan lokasi mungkin kebetulan saja. Terima kasih.
Asap oh asap...
ReplyDelete