Tuesday 10 December 2013

Sinar Matanya

Bayi lelaki itu merangkak mendekatiku. Dia berhenti di beberapa langkah dari tempatku berdiri. Pandangan kami beradu. Kurasakan kedua matanya seperti sebilah pedang yang mengoyak-ngoyak pikiranku dan meminta pertanggungjawaban atas apa yang telah kulakukan.
Sekerjab aku mundur beberapa langkah. Dahiku  mengernyit. Mengingat dan terus mengingat. Pandanganku menjelajah rumah tua yang telah lama di kosongkan penghuninya. Wajah bayi itu mirip wajah Lastri yang tiba-tiba hadir dalam ingatanku.

"Bon!" Seseorang memanggil namaku.

Kubalikkan badanku dan mencari panggilan itu. Seketika jantung ini berdegup dengan kencangnya. Lastri yang tiba-tiba hadir dalam benakku, ternyata hadir  secara nyata.

"Las...!"Sautku sambil mendekatinya.

Ku tatap matanya. Lastri balik menatapku tajam. Wajahnya terlihat  pucat.

Ingatanku kembali mengajakku ke peristiwa lima tahun yang lalu. Saat itu, Lastri kami gilir secara paksa untuk memuaskan nafsu birahiku dan kelima teman lelakiku. Di rumah kosong inilah, tepatnya di pinggir kampung, aku, Rendy, Panji, Jono, Kasto dan Ardi  kalap saat melihat tubuh Lastri yang molek sedang melintas  sehabis pulang sekolah. Saat itu suasana kampung sepi.

Berusaha mendekatinya, tiba-tiba bulu kudukku  merinding saat menatap wajahnya. Kembali  ku cari bayi  laki-laki tadi. Bayi itu ternyata tak ada.

"Kemana bayi laki-laki tadi? Gumamku penasaran.

Ku toleh kembali Lastri, ternyata dia sedang menggendong bayi laki laki itu.


Seketika wajah Lastri berubah membusuk. Bayi yang ada di gendongan Lastri tertawa sambil menunjukkan gigi-giginya yang tajam. Kedua bola mata bayi yang bersinar tadi, tiba-tiba menggilinding kebawah.  Lastri berjalan kearahku. Tangannya meraih leherku. Nafasku terasa sulit bernafas. Saat bersamaaan, kurasakan sakit teramat sangat di bagian selangkanganku. Kulihat  bayi itu menggigit "anuku".

Aku berusaha berteriak sekencang-kencangnya. Lamat-lamat kudengar Lastri tertawa memekakkan telinga. Kemudian gelap.

 Ikut tantangan MFF Prompt #32: Sinar Matanya.



Sumber Gambar

13 comments:

  1. Arrghh horor nh,sayang setting nya ga djelaskan.aku byginny di rumah lastri gitu,eh trnyta imajinasiku g sinkron sm endingny. Coba ada penggambaran tempat diawal/tengah cerita, mgkn akan lebih hidup. Menurutku loh:)

    ReplyDelete
  2. OKE MBAK MAKASIH ATAS MASUKANNYA...IYA PERTAMA AKU MIKIR KESITUU..HUHU... BOLEH YAH KALAU DIEDITT ...*KEDIP2

    ReplyDelete
  3. Note : Tulisan diatas sudah saya edit setelah di komen mbak Ida...makasih yah mbak...

    ReplyDelete
  4. untung bacanya pas siang

    ReplyDelete
  5. Keren, begitu jelas dan cepat merasuk otak saat membaca :-)

    ReplyDelete
  6. ya ampuuuun...takuuut mak :D..jadi celingak celinguk sendiri :D...salam kenal...

    ReplyDelete
  7. ga jadi serem mas, saat baca 'anuku' digigit si bayi hahahahaa

    ReplyDelete
  8. xixixxxxxxi....baiklah......syukur lah ....jadi ketaun gak bakat bikin FF HOROR.... hehehe

    ReplyDelete